Media Sosial sebagai sarana komunikasi yang efektif memegang peranan yang sangat penting dalam aktivitas sosial sehari-hari dalam suatu masyarakat (Mahendra, 2017). Data mencatat rata-rata pengguna media sosial adalah remaja.
Hootsuite sebagai situs web layanan manajemen konten media sosial telah mencatat bahwa 160 juta dari 272,1 juta penduduk Indonesia adalah pengguna aktif media sosial (Hootsuite: We are Social).
Laporan yang lebih rinci dari Statistik mencatat data pengguna media sosial di Indonesia pada tahun 2020 berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, yaitu media sosial diisi dengan usia 25-34 tahun dengan rincian 20,6 persen pengguna pria dan 14,8 persen pengguna. pengguna wanita. Kemudian posisi selanjutnya tercatat pada usia 18-12 tahun dengan rincian laki-laki sebesar 16,1% dan perempuan sebesar 3% (Cindy Mutia Anwar, 2020).
Dalam penggunaannya, media sosial biasanya digunakan untuk berbagi cerita tentang aktivitas sehari-hari penggunanya, berbagi pendapat atau menyebarkan informasi.
Menurut aliran manusia, manusia sebagai makhluk yang bebas dan bermartabat selalu cenderung untuk mengungkapkan potensi dirinya jika lingkungan memungkinkan. Maslow berpendapat bahwa manusia sebenarnya adalah makhluk yang baik, sehingga manusia memiliki hak untuk mewujudkan jati dirinya guna mencapai diri (Nugraha Sinaga, 2018).
Maslow (1970) menjelaskan dalam (Arianto., 2009), aktualisasi diri sebagai proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan karakteristik dan kemampuan psikologis unik yang dimiliki setiap individu. Pada hakekatnya, (Maslow, 1954) ia menggunakan istilah aktualisasi diri (self-actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi manusia.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Syamsoedin, 2015), ditemukan bahwa karakteristik remaja mendorong mereka untuk bergaul satu sama lain dan berteman dengan orang lain.
Untuk memfasilitasi kebutuhan sosial tersebut, remaja dimudahkan dengan hadirnya media sosial dalam perkembangan teknologi komunikasi. Penggunaan media sosial oleh remaja telah membawa banyak perubahan pada pola pikir remaja, mulai dari gaya hidup,fashion perilaku konsumtif
Begitu juga dengan proses realisasi diri. Sesuai penggunaannya, media sosial memudahkan setiap pengguna untuk berbagi aktivitas sehari-hari. Kegiatan tersebut dapat berupa berbagai jenis keterampilan atau kemampuan unik yang dimiliki setiap individu.
Dengan melihat segala aktivitas dan kemungkinan yang terdapat di media sosial, remaja dapat menggali kebutuhan aktualisasi diri mereka di media sosial. Sehingga media sosial mampu memenuhi kebutuhan pemenuhan kebutuhan manusia.
Persepsi ini juga didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya, salah satunya dari (Rizqi Amelia Putri, 2015) tentang hubungan antara aktualisasi diri dengan intensitas penggunaan jalur media sosial pada remaja sekolah menengah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktualisasi diri dengan intensitas penggunaan media. Dalam tulisannya, ia menyebutkan beberapa alasan mengapa remaja menggunakan media sosial yaitu untuk mendapatkan perhatian orang lain, ingin tampil seperti ada dengan berada di tempat baru, berbagi foto saat menerima penghargaan, berbagi perasaan melalui kutipan on track dan ingin menyimpan setiap saat. Hidup berada di jalan yang tak terlupakan.
Baca Berita Lainnya :